Tanjung Pinang -sinarpos- Pada Kamis, 5 September 2024, sebuah riset yang difasilitasi melalui Focus Group Discussion (FGD) diadakan di kompleks perkantoran Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Acara ini merupakan bagian dari penelitian yang fokus pada manajemen laporan keuangan bagi pelaku UMKM, dengan tema *Penerapan SAK EMKM Berbasis MS Excel pada Laporan Keuangan UMKM*. Penelitian ini mengambil studi kasus pada kelompok petani toge di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Dua peneliti utama yang memimpin riset tersebut adalah Hendra Candra, SE., M.Si. dan Syarif Hidayatullah, S.Kom., M.Kom., M.M., yang memiliki pengalaman luas dalam bidang ekonomi dan teknologi informasi.
Selain kedua peneliti tersebut, turut hadir Aep Saefullah, S.HI., M.M., Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIE Ganesha, yang berperan penting dalam memimpin kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di institusi tersebut. Syarif Hidayatullah juga hadir sebagai Wakil Ketua 3 Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama, dan Alumni STIE Ganesha, menambah dimensi kolaborasi yang lebih luas dalam kegiatan ini.
Tim peneliti tidak hanya melibatkan akademisi, tetapi juga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang langsung terjun dalam praktik. Sinergi antara dunia akademis dan lapangan ini menciptakan koneksi yang kuat antara teori dan aplikasi nyata, khususnya dalam membantu UMKM memahami dan menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM).
FGD ini diikuti oleh 90 peserta dari berbagai kalangan, termasuk anggota ibu PKK Darmawanita Kepulauan Riau, petani toge dari Bintan, dan perwakilan STIE Pembangunan Tanjung Pinang. Keberagaman peserta ini memberikan pandangan yang bervariasi mengenai tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan keuangan usaha kecil.
Para petani toge, sebagai subjek utama penelitian, mengungkapkan tantangan mereka dalam hal pencatatan dan pelaporan keuangan. Hingga kini, sebagian besar pelaku UMKM masih mengelola keuangan secara manual tanpa menggunakan sistem pencatatan yang teratur. Kurangnya pemahaman mengenai standar akuntansi menjadi hambatan utama dalam pengelolaan usaha mereka.
Ibu-ibu PKK juga memberikan masukan, khususnya terkait pengelolaan keuangan usaha kecil yang mereka jalankan. Banyak dari mereka baru mengenal standar akuntansi sederhana dan antusias dengan solusi yang disajikan oleh para peneliti selama diskusi berlangsung.
Bagian penting dari FGD ini adalah pengenalan tentang penerapan SAK EMKM menggunakan MS Excel. Materi ini disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti, terutama bagi peserta yang belum akrab dengan standar akuntansi formal. SAK EMKM dirancang untuk memudahkan pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.
MS Excel dipilih sebagai alat bantu utama karena sifatnya yang mudah digunakan dan diakses oleh masyarakat luas, termasuk pelaku usaha kecil. Para peneliti menjelaskan bahwa dengan menggunakan MS Excel, pelaku usaha mikro dapat mencatat transaksi, menghitung laba rugi, dan menyusun laporan keuangan secara sederhana dan efisien, tanpa perlu menggunakan software akuntansi yang lebih rumit dan mahal.
Dalam sesi ini, peserta diajak mempelajari cara membuat template laporan keuangan sederhana menggunakan MS Excel yang bisa diterapkan langsung dalam usaha mereka. Materi ini disambut dengan antusias oleh peserta, terutama petani toge, yang melihat peluang besar untuk meningkatkan pengelolaan keuangan usaha mereka.
Diskusi dalam FGD berjalan interaktif, dengan banyak pertanyaan dari peserta terkait penerapan SAK EMKM. Beberapa petani toge mengungkapkan tantangan mereka dalam memisahkan keuangan pribadi dan usaha, dan meminta saran mengenai cara terbaik mengatasi masalah tersebut. Peneliti memberikan solusi yang sederhana namun praktis, yaitu dengan membuat akun terpisah antara keuangan pribadi dan usaha, serta menggunakan MS Excel untuk melacak arus kas harian.
Para ibu PKK juga memberikan pandangan tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan, baik dalam usaha kecil maupun dalam organisasi. Mereka berharap bahwa dengan pemahaman lebih mendalam tentang SAK EMKM, mereka bisa memperbaiki pengelolaan keuangan dan membantu perkembangan usaha kecil di sekitar mereka.
Selain sosialisasi dan diskusi, kegiatan ini juga menjadi ajang penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) antara STIE Ganesha dan STIE Pembangunan Tanjung Pinang. Penandatanganan ini menjadi simbol komitmen kedua institusi dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kerjasama ini diharapkan dapat memperkuat hubungan kedua perguruan tinggi dalam pengembangan program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama dalam mendukung pengembangan UMKM di Kepulauan Riau. Penandatanganan ini menjadi langkah awal bagi kolaborasi yang lebih besar dan lebih berdampak bagi masyarakat lokal.
Setelah FGD berakhir, tim peneliti melanjutkan kunjungan ke farm budidaya toge yang terletak di kawasan Dompak, Bintan. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung proses budidaya toge, mulai dari tahap awal hingga produk siap dijual di pasar. Tim peneliti mendapatkan kesempatan untuk mengamati proses budidaya, termasuk tantangan yang dihadapi oleh petani dalam menjaga produksi dan kualitas.
Kunjungan ini memberi wawasan lebih mendalam kepada peneliti tentang aspek praktis dari usaha budidaya toge, serta peluang untuk meningkatkan efisiensi dan manajemen keuangan yang dapat diterapkan oleh para petani. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang proses produksi, tim peneliti berharap dapat memberikan solusi yang lebih tepat guna dalam membantu petani meningkatkan pengelolaan keuangan usaha mereka.
Hendra berharap, dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan para petani toge dan pelaku UMKM lainnya dapat mengimplementasikan standar akuntansi sederhana seperti SAK EMKM untuk mengelola usaha mereka dengan lebih baik. Kerjasama yang terjalin antara STIE Ganesha dan STIE Pembangunan Tanjung Pinang juga diharapkan dapat menghasilkan inisiatif-inisiatif baru yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di Kepulauan Riau.(*/dd)
Posting Komentar