LITERASI KEUANGAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI DI TENGAH KETIDAKPASTIAN EKONOMI GLOBAL

 

Rasmawati AR
Dosen Prodi S1 Akuntansi STIE Ganesha


Tahun 2023 menjadi tahun yang penuh tantangan ekonomi global. Pandemi yang mulai pulih diikuti oleh inflasi tinggi, konflik geopolitik, perubahan suku bunga, dan ketidakstabilan pasar global, menciptakan ketidakpastian yang signifikan. Di tengah situasi ini, masyarakat dituntut untuk lebih cerdas dalam mengelola keuangan pribadi agar dapat bertahan dan tetap sejahtera.

Sebagai dosen akuntansi di STIE Ganesha, saya melihat bahwa literasi keuangan adalah kunci utama dalam menghadapi situasi ini. Literasi keuangan membantu individu memahami bagaimana mengelola pendapatan, pengeluaran, investasi, dan risiko keuangan dengan bijak. Artikel ini akan membahas pentingnya literasi keuangan, peran perencanaan keuangan pribadi di tengah ketidakpastian ekonomi global, serta langkah strategis yang dapat diambil untuk meningkatkan literasi keuangan di masyarakat Indonesia.


Apa Itu Literasi Keuangan?

Literasi keuangan adalah kemampuan individu untuk memahami konsep dasar keuangan dan mengaplikasikannya dalam pengelolaan keuangan pribadi. Secara umum, literasi keuangan mencakup tiga komponen utama: pengetahuan keuangan, sikap keuangan, dan perilaku keuangan. Pengetahuan keuangan meliputi pemahaman tentang konsep-konsep penting seperti tabungan, investasi, utang, asuransi, dan pajak. Sikap keuangan merujuk pada pola pikir yang bijaksana dalam mengambil keputusan finansial, sedangkan perilaku keuangan berkaitan dengan kemampuan untuk mengelola keuangan secara terencana dan disiplin. Di tahun 2023, literasi keuangan menjadi semakin penting karena ketidakpastian ekonomi global yang memengaruhi semua lapisan masyarakat, baik yang berada di kelas menengah ke bawah maupun kelas menengah ke atas.


Mengapa Literasi Keuangan Penting di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global?

Ketidakpastian ekonomi global memunculkan berbagai tantangan, seperti kenaikan harga kebutuhan pokok, penurunan nilai mata uang, dan fluktuasi pasar investasi. Literasi keuangan memiliki peran penting dalam membantu individu menghadapi tantangan ini. Dengan pemahaman yang baik mengenai literasi keuangan, individu dapat mengelola pendapatan secara efektif, mengalokasikan dana dengan bijak untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, dan investasi. Selain itu, literasi keuangan juga meningkatkan kemampuan menghadapi risiko, terutama dalam kondisi ketidakpastian ekonomi yang berisiko mengancam pendapatan atau nilai aset. Literasi yang baik membantu individu merencanakan dana darurat serta memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko mereka. Literasi keuangan juga mencegah utang berlebihan, dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya manajemen utang yang bijak dan menghindari utang konsumtif, seperti penggunaan kartu kredit yang tidak terkontrol. Dengan perencanaan keuangan yang matang, literasi keuangan juga memungkinkan individu untuk merencanakan kebutuhan keuangan jangka panjang, seperti pendidikan anak, pensiun, atau pembelian aset. Terakhir, literasi keuangan memberikan kemampuan untuk mengambil keputusan investasi yang bijak, dengan mempertimbangkan risiko dan potensi keuntungan dari instrumen investasi yang ada, seperti saham, obligasi, atau reksa dana.


Peran Perencanaan Keuangan Pribadi

Perencanaan keuangan pribadi adalah proses yang digunakan untuk mengelola keuangan seseorang demi mencapai tujuan hidupnya. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, perencanaan keuangan pribadi menjadi alat yang sangat penting untuk menciptakan stabilitas finansial. Langkah pertama dalam perencanaan keuangan adalah membuat anggaran bulanan, yang melibatkan pemisahan pengeluaran menjadi kebutuhan pokok dan keinginan. Dalam hal ini, menetapkan persentase pengeluaran untuk kebutuhan dasar, tabungan, investasi, dan hiburan sangat penting. Selanjutnya, membangun dana darurat yang mencakup 3-6 bulan biaya hidup menjadi bagian dari perencanaan yang harus dilakukan, untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan medis mendesak. Mengelola utang dengan bijak juga merupakan bagian penting dalam perencanaan keuangan pribadi. Utang berbunga tinggi harus diprioritaskan untuk dibayar terlebih dahulu, sementara utang konsumtif yang tidak produktif sebaiknya dihindari. Investasi untuk masa depan juga harus dipertimbangkan dengan mendiversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko dan memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko. Selain itu, melindungi keuangan dengan asuransi kesehatan dan jiwa dapat memberikan perlindungan terhadap risiko finansial yang muncul akibat kecelakaan atau penyakit. Terakhir, evaluasi keuangan secara berkala penting untuk memastikan bahwa anggaran, pengeluaran, dan investasi tetap sesuai dengan rencana keuangan jangka panjang.


Tantangan Literasi Keuangan di Indonesia

Meskipun literasi keuangan sangat penting, tingkat literasi keuangan di Indonesia masih terbilang rendah. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang dilakukan oleh OJK pada 2019, tingkat literasi keuangan hanya mencapai 38,03%, meskipun tingkat inklusi keuangan sudah mencapai 76,19%. Beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam meningkatkan literasi keuangan di Indonesia antara lain adalah kurangnya pendidikan keuangan formal di sekolah atau perguruan tinggi, sehingga banyak orang tidak mendapatkan pengetahuan dasar yang cukup tentang pengelolaan keuangan. Selain itu, budaya konsumtif yang lebih fokus pada pengeluaran untuk kebutuhan jangka pendek, serta meningkatnya ketergantungan pada utang konsumtif, seperti penggunaan kartu kredit atau pinjaman online, juga menjadi masalah. Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami risiko dan tanggung jawab terkait dengan utang. Kurangnya akses informasi keuangan di daerah pedesaan atau terpencil juga menjadi hambatan, karena banyak orang di wilayah tersebut yang kesulitan mengakses layanan keuangan formal dan mendapatkan informasi tentang produk keuangan yang tepat untuk kebutuhan mereka. Tantangan-tantangan ini perlu diatasi agar literasi keuangan di Indonesia bisa meningkat, sehingga masyarakat dapat membuat keputusan finansial yang lebih bijak di tengah ketidakpastian ekonomi global.


Strategi Meningkatkan Literasi Keuangan di Masyarakat

Untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia, diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor swasta. Salah satu langkah strategis yang dapat diambil adalah integrasi literasi keuangan dalam kurikulum pendidikan. Pendidikan keuangan seharusnya dimulai sejak dini, baik di tingkat sekolah dasar maupun perguruan tinggi, agar generasi muda dapat memahami pentingnya pengelolaan keuangan pribadi. Sebagai dosen akuntansi, saya percaya bahwa mahasiswa memiliki peran penting sebagai agen perubahan yang dapat menyebarkan literasi keuangan di komunitas mereka, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat sekitar. Selain itu, penyelenggaraan program edukasi keuangan yang lebih luas, seperti program Sikapi Uangmu yang dicanangkan oleh OJK, dapat diperluas untuk mencakup lebih banyak lapisan masyarakat. Perusahaan fintech dan bank juga dapat berperan aktif dengan mengadakan kampanye edukasi keuangan untuk meningkatkan kesadaran tentang pengelolaan keuangan yang bijak. Penggunaan teknologi digital juga sangat penting, di mana aplikasi keuangan yang sederhana dan mudah digunakan dapat membantu masyarakat, terutama yang belum terpapar dengan konsep keuangan yang rumit, dalam mengelola keuangan mereka secara lebih efektif. Media sosial dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menyebarkan informasi keuangan dalam format yang menarik, seperti video pendek atau infografis, yang dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Tak kalah pentingnya adalah pendampingan untuk UMKM, di mana pelaku usaha kecil dan menengah membutuhkan pelatihan mengenai pengelolaan keuangan serta akses terhadap layanan keuangan formal, agar dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar.


Studi Kasus: Dampak Literasi Keuangan di Tengah Krisis

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, individu dengan literasi keuangan yang baik cenderung lebih mampu mengelola dampak krisis. Sebagai contoh, mereka yang memiliki dana darurat yang memadai dapat mengatasi kehilangan pekerjaan atau penurunan pendapatan tanpa harus terjebak dalam utang. Hal ini terbukti selama pandemi COVID-19, di mana banyak orang yang dapat bertahan berkat persiapan keuangan yang matang. Selain itu, individu yang memiliki pengetahuan tentang investasi yang bijak, seperti memahami pentingnya diversifikasi portofolio, dapat meminimalkan kerugian ketika pasar saham mengalami gejolak. Literasi keuangan yang baik memungkinkan mereka untuk menghadapi situasi krisis dengan lebih tenang dan terencana.


Peran Akademisi dalam Meningkatkan Literasi Keuangan

Sebagai dosen akuntansi di STIE Ganesha, saya percaya bahwa akademisi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Langkah pertama yang perlu diambil adalah pengembangan kurikulum yang berfokus pada literasi keuangan. Mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan praktis untuk mengelola keuangan pribadi dan juga untuk membantu orang lain meningkatkan pemahaman mereka mengenai topik tersebut. Selain itu, perguruan tinggi dapat menyelenggarakan seminar dan workshop yang terbuka untuk umum, menjadikan kampus sebagai pusat edukasi keuangan yang dapat mengedukasi masyarakat di sekitar kampus. Penelitian tentang literasi keuangan juga harus terus dilakukan untuk memahami tingkat literasi keuangan di berbagai segmen masyarakat dan untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik mereka, sehingga program-program edukasi yang disusun dapat lebih terfokus dan tepat sasaran. Terakhir, kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan lembaga pendidikan perlu ditingkatkan untuk menyelenggarakan program literasi keuangan yang berkelanjutan dan mencakup berbagai segmen masyarakat, guna meningkatkan kesejahteraan finansial secara lebih luas.

Literasi keuangan dan perencanaan keuangan pribadi adalah fondasi penting untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global pada tahun 2023. Dengan literasi keuangan yang baik, individu dapat mengelola pendapatan, mengantisipasi risiko, dan mengambil keputusan investasi yang bijak, sehingga menciptakan stabilitas finansial di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu. Sebagai akademisi, kita memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan literasi keuangan melalui pendidikan, penelitian, dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Dengan upaya bersama, literasi keuangan dapat menjadi alat untuk memberdayakan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.(*)

0/Post a Comment/Comments

Dibaca